![]() |
Source : kaskus.com |
Mungkin benar kalau kebanyakan suami takut Istri. Ah bukan, mungkin lebih tepat bukan ketakutan secara hakiki, melainkan lebih untuk mengindahkan dan malas meributkan hal yang tak begitu berkepentingan.
Aku selalu senang dengan sikap Shikamaru dan Shikaku dalam serial Naruto. Mereka berdua sama-sama suami yang patuh dengan istrinya. Shikaku selalu patuh dan diam saat meladeni omelan istrinya.
Bahkan shikamaru pernah bertanya “Kenapa ayah harus memperistri wanita segalak ibu” dan jawaban shikaku cukup membuatku merasa senang dan mengiyakan bahwa jawaban itu benar-benar tepat mengkondisikan apa yang aku rasakan. Kata Shikaku “Ada kalanya ibumu memperlihatkan sisi manisnya juga kok”.
Dari situ aku menyadari bahwa suami takut istri itu tidaklah salah. Pada dasarnya memang lelaki itu malas untuk mempeributkan hal seperti itu. Terkadang omelan istri itu bisa jadi motivasi diri, bisa juga dianggap sebagai musik dipagi hari, hahaha.
Entahlah, bagiku, aku tidak takut dengan istri. Tapi lebih menghargai posisi dia sebagai wanita yang memang suka meributkan hal kecil. Seperti tentang tata letak yang tidak sesuai keinginannya misalnya.
Bagiku meletakkan barang itu nggak harus seperfeck itu. Yang penting berada ditempatnya dan itu udah rapi versiku. Sedangkan istri meributkan kalau barang ini harus diletakkan di atas agar tidak bla.. bla.. bla.
Aku paham betul bahwa hal yang dilakukannya memang benar dan tidaklah salah. Hanya saja wanita memang suka mengomel apalagi pas bulannya mau datang.
Beberapa hari yang lalu, istriku sedikit sebal karena ulahku. Sebenarnya hanya meributkan masalah daging kambing yang mau aku buat sate hanya untuknya. Waktu itu, kemarin lusanya aku sudah janji kepadanya akan membakarkan sate dengan caraku.
Karena disaat berkunjung ke rumah kakak ipar, dia harus memakan sate yang tidak begitu matang karena dibakar dengan arang yang dilapisi besi di atasnya. Niatnya sih biar tidak cepat gosong dan lebih mudah untuk membolak-baliknya, tapi berbanding terbalik dengan rasanya.
Nah sewaktu aku bekerja, ternyata daging tersebut sudah dibuat sate terlebih dahulu sama Ibuku. Katanya itu atas permintaanku. Padahal aku juga tak pernah meminta untuk dibuatkan.
Hanya karena ibuku ini terlalu baik dan terlalu sensitif dengan kesukaan anak tersayangnya, jadilah daging tersebut sate ala Ibu dipagi harinya.
Istri merasa sebal karena di PHP-in sama aku. Katanya aku yang harus membuatkan dan semua itu karena permintaanku akhirnya Ibu sendiri yang membuatkan dan membakar sate itu sendiri dipagi buta.
Ibuku memang luar biasa.
Terlepas dari Ibuku yang luar biasa, istriku juga sebal. Begitu juga aku yang egois juga merasa tidak bersalah dengan keadaan itu.
Akhirnya, sewaktu aku pulang kerja, aku tidak memakan sate yang dibuatkan penuh cinta dan dibakar dipagi buta itu. Aku tau kekecewaan ibuku saat anak tersayangnya ini tidak mau memakan makanan yang merupakan favoritnya sejak masih kecil.
Aku makan telor tadi pagi dan tidak menyentuh sate sama sekali. Bahkan aku langsung ke kamar dan beranjak untuk tidur setelah makan.
Istri menghampiriku, aku masih sebal karena dipermasalahkan lewat pesan singkat SMS. Akhirnya aku sedikit membelakangi dia sambil tetap berbicara. Alur cerita kita tidak begitu enak untuk didengar, hingga akhirnya dia tambah sebal dengan tingkahku itu.
Ok fix, aku tertidur dan melupakan masalah yang terjadi. Itulah salah satu kehebatan laki-laki, biarpun sedang ada masalah dihati, dia tetap bisa tidur dengan nyenyak, wkwkwkw.
Selepas bangun, tetap dengan muka cemberut dan beranjak mandi dan sholat dhuhur. Anehnya disetiap menunggu maaf dari istri, selalu saja aku yang takluk di depannya. Dan kejadian seperti itu tidak cuma sekali bahkan berulang-ulang kali.
Senyummu Menundukkan Keegoisanku
![]() |
Source : deviantart.com |
Selepas sholat, aku dipanggil oleh istri yang sedang tidur terlentang di kamar. Kalau sudah posisi seperti itu, rasanya aku tidak bisa nolak untuk tidak menghampirinya.
Kita membicarakan perihal sate tersebut. Dia tanya kenapa tidak makan sate tadi pagi dan sebagainya. Mungkin istriku tau kalau aku tidak makan sate karena dengar omongan ibu saat aku tertidur mungkin.
Akhirnya, dia menyuruhku makan sate tersebut, dia juga sudah tidak mempermasalahkan perihal PHP karena tidak membakarkan sate untuknya. Dengan senyumnya dia terus merayuku.
Ah... aku hanya lelaki yang tak bisa apa-apa di depan senyumnya itu. Akhirnya aku makan sate itu padahal sebelum tidur aku sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak ingin memakannya sebelum istri minta maaf.
Engkau memang wanita yang menakutkan.
Disaat engkau sebal, aku selalu butuh perjuangan untuk meredahkan emosimu. Bahkan pelukanku dan rayuanku tidak cukup untuk meredahkan emosimu itu.
Sering kali aku harus membelikan hadiah terlebih dahulu seperti “kebab pinggir pasar” favoritmu itu agar kemarahanmu mereda. Walaupun sedikit mereda, namun tingkat sebalnya masih saja terasa dalam dada untuk jangka waktu yang cukup lama.
Tapi disaat giliranku yang SEBAL. Hanya senyuman seperti itu saja sudah cukup mampu meluluhkan dan meruntuhkan segala keegoisanku saat itu.
Mungkin karena aku yang pemaaf atau mungkin aku yang sangat mencintaimu. Mungkin juga karena hatiku tak bisa memilih untuk tidak memperhatikanmu, apalagi untuk mengabaikan senyummu itu.
Kamu memang wanita yang menakutkan.
#Menuju Bahagia dan Melampauinya