orj8T0WsT2zMsRVKHuJzQudWBEVAEUHrIOfkryw1

Enakan Mana Antara Migrasi Blog Lama Atau Buat Blog Baru Di Self Hosted

Enakan Mana Antara Migrasi Blog Lama Atau Buat Blog Baru Di Self Hosted
Source : techsparkle.com
Kapan hari ada yang curhat kepadaku tentang keinginannya membuat blog lamanya menjadi self hosted seperti blogku (dulu) atau istilah kerennya “migrasi”. Karena sekarang aku jadi orang sok sibuk, maka aku tawarkan untuk sesi curhatnya di saat malam hari saja.

Namun hingga sekarang dia tak kunjung membuka obrolan terlebih dahulu. Aku gengsi dong mau menanyakan “jadi enggak sih curhatnya?” Entar aku dikira kesepian lagi, hahaha

Di artikelku sebelumnya, aku sudah tuliskan langkah demi langkah pengalamanku saat migrasi blog ini untuk pertama kalinya. Kemudian aku juga diskripsikan problem-problem apa saja yang aku hadapi saat migrasi blog.

Memang artikel yang aku buat tidak seperti tutorial pada umumnya, justru lebih terlihat curhat bapak-bapak gitu, huhuhuhu. Tapi setidaknya dengan membaca kedua artikel tersebut, InsyaAllah kalian akan mengerti penderitaanku sewaktu proses migrasi, hehehehe.

Banyak kok artikel di google yang memberikan panduan lengkap dalam proses migrasi maupun tutorial membuat blog self hosted. Dibanding membaca artikelku yang kebanyakan sesi curhatnya, akan lebih baik jika mempelajari langkah demi langkah panduan blog self hosted di artikel yang lain.

Terus tujuan nulis artikel ini apa? Tidak ada tujuan, asal nulis aja, hahahaha

Oke, beberapa kali aku mendengar beberapa teman (entah ada yang tanya atau tidak) yang menanyakan “mending bikin blog baru atau migrasi blog lama?”. Kalau aku boleh menjawab, aku lebih memilih untuk membuat blog baru ketimbang harus migrasi.

Banyak pertimbangan yang pada akhirnya aku memutuskan untuk migrasikan blog pennadiri.wordpress.com ke www.penadiri.com.

Sejujurnya aku ingin membuat blog baru, namun aku juga mikir dengan membuat blog baru, konten seperti apa yang harus aku sajikan di sana nantinya. Kalau ujung-ujungnya copy paste dari blog lama juga percuma kan.

Dari situlah aku memutuskan untuk migrasikan blog lama ke self hosted. Karena blog tersebut aku mengisi kontennya dengan sepenuh cinta dan perasaan yang paling dalam. Dan alhamdulillah aku masih konsisten menuliskan KAMU DI HATIKU.

Setelah berjalan beberapa bulan, aku menyadari banyak hal tentang enaknya migrasi dan tidak enaknya migrasi. Berikut aku jelaskan lebih enak mana migrasi atau membuat blog baru di self hosted versiku pribadi.

Lebih Enak Mana Migrasi Atau Buat Blog Baru di Self Hosted

Enakan Mana Antara Migrasi Blog Lama Atau Buat Blog Baru Di Self Hosted
Source : unsplash.com


#1. Traffick Dan Populeritas

Masalah utama yang sering diprioritaskan oleh banyak orang saat hendak migrasi blog ke self hosted adalah perihal traffick dan populeritas.

Membuat blog baru sama artinya dengan memulainya dari awal, tanpa ada pengunjung maupun apresiasi dari pembaca berupa komentar yang masuk. Terlebih lagi kita juga harus berjuang dari nol untuk memperkenalkan blog baru kita ke mesin pencari.

Sedangkan jika mengunakan migrasi blog lama ke blog yang baru, tidak hanya traffick blog lama kita yang dipindahkan, follower atau pembaca setia blog kita juga bisa kita pindahkan ke blog yang baru. Disitulah untungnya proses migrasi.

Namun perlu diketahui, untuk memindahkan follower blog lama ke blog baru tidak memerlukan biaya tambahan, sedangkan untuk mengalihkan traffick blog lama ke blog baru, kita masih butuh tambahan biaya lagi. Istilah kerennya “Redirect site”, pernah aku bahas tentang langkah-langkah redirect blog wordpress lama ke blog yang baru.

Namun aku belum tau apakah redirect dari blog blogspot ke wordpress self hosted itu ada biaya tambahan atau tidak, seingatku untuk platform blogger ke wordpress, tidak ada biaya tambahan. Mungkin cukup setting di cpanelnya saja (Kalau tidak salah).

#2. Strukture Webmaster Dan Broken Link

Kekurangannya migrasi adalah perihal internal link yang sudah tersebar di semua artikel blog. Bagi pengguna blog yang sering menautkan artikel yang satu dengan yang lainnya, saat migrasi kalian harus merevisi ulang semua internal link yang ada.

Gunanya agar pembaca yang penasaran klik internal link yang sudah kita sediakan, tidak di arahkan ke blog lama kita. Apalagi jika blog lama kita sudah kita hapus, tentu akan ada banyak broken link yang dapat merusak citra blog baru kita di mata mesin pencari.

Jauh lebih mudah jika kita membuat blog baru di self hosted. Kita tidak perlu dipusingkan dengan biaya redirect site pertahun maupun merevisi semua internal link yang ada di artikel. Iya kalau artikel blog kita cuma 100 an, bagaimana kalau 400 lebih seperti blogku ini.

Enakan Mana Antara Migrasi Blog Lama Atau Buat Blog Baru Di Self Hosted
Jujur sejak pertama migrasi sampai sekarang, aku baru separuh merevisi ulang internal link yang ada. Dan itu cukup membosankan apalagi di tengah kesibukanku sekarang.

Selain itu, ada problem yang sampai sekarang belum aku temukan solusinya. Yaitu perihal strukture data di Google search console.

Apa itu Google search console? Ada baiknya kalian search di mesin pencari, soalnya aku juga bingung kalau mau jelaskan yang itu, hahahaha

Problem blog ini di tolak berkali-kali oleh adsense adalah perihal struckture data yang tidak sesuai dengan kebijakan webmaster. Begitulah isi dari email penolakan yang aku terima saat itu.

Aku terus berbenah dengan panduan berbagai tutorial. Dan hasilnya tetap sama, masih banyak missing struktur data dari missing update, missing author dan sebagainya. Juga banyaknya error source dan error crawl yang membuatku semakin pusing memikirkan hubungan kita #eh.

Dan semua itu selesai, disaat aku mengikhlaskan keegoisanku dalam mempertahankan tamplate blog lama dan mengganti dengan tamplate yang baru. Tidak semua masalah sih, setidaknya beberapa error seperti “missing hentry” sedikit teratasi. Dan akhirnya blogku di terima menampilkan iklannya pevita pearce sedang naik Grab, hahaha

#3. Managemen Disk Usage

Tidak enaknya migrasi adalah perihal memanage Disk usage di hosting. Namanya migrasi berarti kita memindahkan semua elemen baik artikel maupun gambar di blog lama ke blog yang baru.

Disaat mode gratisan, kita diberi banyak ruang untuk bisa upload sesuka hati. Namun saat hosting sendiri, kita harus membiasakan diri untuk berhemat kuota usage disk. Kecuali jika modal kalian besar dengan menyewa hosting dengan kapasitas penyimpanan 3 gb misalnya.

Namun jika modal 300-400 ribu seperti blog ini, migrasi saja sudah cukup menghabiskan lebih dari separuh disk. Jadi untuk mengakali hal tersebut, aku membiasakan diri untuk berhemat data usage dengan upload gambar dengan ukuran yang lebih kecil dari sebelumnya.

Berbeda jika kita mulai dengan blog baru, kita bisa memilih dan memilah gambar yang bagus dan menkonvertnya jadi ukuran web (20-30kb) agar usage disk tidak cepat penuh. Karena jika disk sudah penuh, selain kita tidak bisa upload lagi, juga akan sangat berpengaruh pada performa blog kita loh.

Ujung-ujungnya disuruh CS hosting untuk upgrade paket lagi. Belum genap satu tahun udah disuruh upgrade, modal upgrade pertama aja belum kembali suruh bayar lagi, huft. Sedihnya tuh di situ.

#4. Paket Hosting Dan Server Down

Kalau di wordpress.com, kita tak pernah dipusingkan karena server down yang membuat blog tidak bisa di akses selama beberapa menit hingga beberapa jam. Kalau hosting sendiri, serven down adalah masalah terbesar bagi kita. Penyebabnya bisa beraneka ragam, salah satunya juga tentang usage disk yang penuh.

Bahkan traffick terlalu tinggi juga bisa membuat website down, misalnya blogku ini. Awalnya aku sedikit kecewa karena traffict blog gratisan dulu mencapai 2rb an perhari, setelah migrasi traffick blog jadi 300-500 pengunjung perhari.

Semenjak struktur data mulai membaik, traffick blogku sekarang sudah stabil di angka 1rb-an. Aku cukup senang dengan hal tersebut sekaligus sedih juga mengetahui kenyataan bahwa dengan traffick cuma 1000-an, blogku jadi sering down.

Enakan Mana Antara Migrasi Blog Lama Atau Buat Blog Baru Di Self Hosted
Kata CS hostingnya memang demikian, paket 300-400rb memang akan sering down jika traffick perharinya sudah mencapai 1000 pengunjung atau lebih. Dan aku masih belum siap untuk mengupgrade paket hosting yang lebih tinggi.

800-1jt pertahun itu lumayan besar bagiku, apalagi selama ini aku hanya mengandalkan pendapatan dari blog untuk bisa mempertahankan keutuhan blog ini, hahahaha.

Jadi solusinya, aku masih tetap bertahan dengan paket hosting yang sekarang. Biarlah server hosting sering down asal rasa cintaku tidak ikutan down. Biarlah blogku susah di kunjungi asalkan hati ini tetap melekat di hatimu sayang eaaah.


Bagaimana? Ada gambaran mau migrasi blog lama ke self hosted atau mau buat blog baru? Semua keputusan ada ditangan kalian. Yang jelas, pertimbangkan dulu seberapa kuat modal kalian untuk menjaga agar blog kalian tetap hidup.

Dan terakhir, Keep write and be happy

#Menuju Bahagia dan Melampauinya
Related Posts
Ainur
Ainur
Penikmat kopi dikala senja maupun dikala hujan gerimis melanda. Mencoba menyelami dunia tarik suara dan gagal, akhirnya mencoba keberuntungan di dunia tulis-menulis ala kadarnya

Related Posts

Posting Komentar