orj8T0WsT2zMsRVKHuJzQudWBEVAEUHrIOfkryw1

Arti Sebuah (Angka) Nilai

Arti Sebuah (Angka) Nilai
Source : angkasa.co.id
Menjadi seorang admin produksi yang jauh dari kebisingan menjadikan tempatku layak sebagai media curhat, terlebih saat kerja malam. Meja yang cukup luas, terdapat beberapa kursi serta alunan musik juga menambah “kerasan” bagi yang mau curhat.

Selain itu, aku juga termasuk pendengar yang baik menurut mereka. Mungkin karena aku terlihat antusias dan selalu mendengarkan saat mereka bercerita. Padahal, aku itu terpaksa.

Bagaimana tidak terpaksa, lah mereka bercerita di tempatku kerja, masak aku yang harus pindah, enggak kan?

Karena tempatku yang cukup strategis itulah, aku jadi sering mendengar berbagai gosip dari berbagai sumber. Bahkan tidak hanya gosip, hoax dan fitnah juga sering aku dengarkan dengan seksama.

Beberapa hari yang lalu, aku mendapatkan curhatan dari seorang Ibu-ibu. Dia bercerita panjang lebar tentang anak-anaknya yang hendak ujian sekolah. Dia ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah A saat lulus nanti, namun jika nilainya tidak mencukupi, dia berencana menyekolahkan ke sekolah B.

Setelah bercerita tentang hal tersebut, beliau balik tanya ke aku “Nanti Naila mau disekolahkan ke SD mana?”. Aku jawab di sekolah tempatku dulu yang dekat dari rumah.

Kenapa kok tidak di sekolahkan di SD A, bagus loh sekolahan itu?” tanyanya lagi. Aku nyengir dengan pertanyaannya, emang predikat sekolah terbaik itu dilihat dari apanya? Dari nilai ujian murid-muridnya?

Keberadaan Sebuah Nilai di Sekolah Favorit

Arti Sebuah (Angka) Nilai
Source : tribunnews.co.id
Sebenarnya terlahir dari orang tua yang tidak mengecam bangku sekolah itu ada untungnya. Setidaknya orang tua tidak menuntut berlebihan tentang angka-angka hasil ujian saat raport dibagikan. Yang penting anaknya senang bersekolah, tidak bolos dan setiap tahun naik kelas itu sudah cukup.

Sewaktu SD, aku termasuk salah satu siswa pandai dalam satu kelas, yah setidaknya peringkat di raport tidak bisa berbohong. Aku yang jarang sekali belajar dan lebih banyak menghabiskan waktu luang di lapangan untuk bermain, justru mendapat nilai yang bagus.

Keluargaku tak pernah menekanku untuk belajar bahkan seingatku jarang sekali diingatkan “ada PR atau tidak”. Berbeda dengan temanku yang memang anak seorang Guru, tiap hari harus belajar, les privat, belajar lagi dan lagi.

Hasilnya ? Yah pintaran dia lah dari pada aku, wkwkwkwkw 😂

Namun tau tidak apa yang kami dapatkan (anak yang pandai dalam kelas) saat ujian?

Kami harus bisa membawa teman-teman yang lain bisa lolos dari ujian akhir sekolah tersebut. Caranya yah dengan memberi jawaban kepada mereka agar nilai mereka juga bagus.

Selama 6 tahun kita diajarkan untuk selalu mengerjakan sendiri soal ulangan tanpa harus mencontek. Justru di ujian akhir malah suruh membagikan jawaban ke teman lain, hanya untuk alasan “NILAI”.

Ironis bukan?

Situasinya tak jauh berbeda saat mengenyam bangku SMP, kebetulan waktu itu aku juga masuk di SMP Negeri favorit di kotaku. 2 tahun aku terkurung dalam kelas unggulan, di tahun ketiga aku di keluarkan dari kelas anak-anak pilhan tersebut.

Berada di kelas biasa, aku kembali mengemban misi khusus saat ujian akhir, yakni mengangkat nilai teman-teman lainnya dengan memberikan jawaban bagi yang membutuhkan.

Parahnya lagi saat SMK, kebetulan sistem ujian akhirnya dibagi menjadi dua type soal. Jadi akan sulit untuk saling contek mencontek dalam ujian.

Namun ternyata demi “Nilai” yang bisa mengangkat predikat baik nama sekolah, akhirnya ada pihak tim sukses yang memberikan selembar kunci jawaban pada murid yang sedang ujian dan disuruh membagikan ke teman-teman lainnya.

Nah dari cerita tersebut, masih penting kah arti sebuah nilai?

Hakekat Nilai Adalah Segalanya?

Arti Sebuah (Angka) Nilai
Source : angkasa.co.id
Tidak sedikit orang yang berpatokan bahwa nilai akademis di sekolah adalah sesuatu yang harus dikejar dan diraih secara maksimal.

Barangkali karena masih banyak yang berpikiran “nilai adalah segalanya”. Paling tidak, mereka menganggap nila A dan B adalah sebuah kemutlakan prestasi yang harus dicapai dengan segala cara.

Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, toh nilai yang baik juga berpotensi untuk mendapatkan pekerjaan yang baik, bukan? Setidaknya itulah yang aku tangkap dari usaha temanku mensekolahkan ke sekolah yang baik versinya.

Namun bagiku, nilai bukan berarti apa-apa.

Banyak kok contoh inspiratif yang tak pernah mengenyam bangku kuliah bahkan bangku sekolah, namun sukses dalam kariernya, terpandang orangnya dan kaya kehidupannya.

Satu contoh adalah mantan kepala produksi di tempat aku bekerja. Dia tidak pernah kuliah, bersekolahpun putus di SMP. Namun dengan kegigihannya dan kerja kerasnya, dia menjadi orang yang sangat aku kagumi, terlebih perihal sudut pandangnya memecahkan sebuah masalah.

Dia tidak pernah sekolah jurusan komputer, namun kerja kerasnya dan kegigihannya, membuatnya lebih menggungguliku yang tiga tahun sekolah jurusan komputer. Tingkat kerapian tata letak data hingga pengoperasian softwarepun, levelnya berada jauh di atas aku.

Apakah ini tentang nilai?

Tentu saja tidak! Lah wong mantan kepala produksiku tidak pernah mengikuti ujian praktek komputer kok? Dapat nilai dari mana coba?

Nilai yang sesungguhnya adalah sejauh mana pendidikan itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Kemampuan berusaha, keuletan, kesabaran, mau mendengarkan, berempati, menjalin komunikasi antar sesama merupakan kemampuan yang kadang tak diajarkan dalam pendidikan formal. Namun sangat penting dalam kehidupan.

Dengan kata lain, memilih sekolah yang baik itu penting, namun bukan karena aspek nilai yang diprioritaskan melainkan kedisiplinan. Kalau masalah nilai mah, tiap sekolah punya tim sukses agar nama baik sekolahan tetap terjaga. Benar gak sih, wkwkwkwkw

Jadi, apapun sekolahannya nanti, asalkan sekolah itu adalah pilihannya Naila sendiri, Aku akan mengiyakan dan mendoakan yang terbaik untuknya. Bukan untuk nilainya, melainkan untuk keberkahan ilmu yang didapatkan nantinya.

#Menuju Bahagia dan Melampauinya

Related Posts
Ainur
Ainur
Penikmat kopi dikala senja maupun dikala hujan gerimis melanda. Mencoba menyelami dunia tarik suara dan gagal, akhirnya mencoba keberuntungan di dunia tulis-menulis ala kadarnya

Related Posts

Posting Komentar