
Hal terberat dari sebuah pertemuan adalah sebuah perpisahan
Entah kenapa aku selalu sedih mendengar kata perpisahan, padahal setiap kita akan mengalaminya suatu saat nanti.
Berkali-kali nonton film yang endingnya tentang perpisahan, terkadang membuatku meneteskan air mata (menteskan bukan berarti menangis loh). Seperti kemarin, aku menonton film yang baru aku download Maquia : When the promised flower blooms (Sayonara no Asa ni Yakusoku no Hana wo Kazarou).
Ceritanya bermula dari makhluk legenda kuno yang bisa hidup ratusan tahun bernama Kaum Lorph dan Renato (naga). Karena berbeda dengan manusia pada umumnya, makhluk legenda ini akhirnya hidup menyendiri sebagai “kaum yang terpisahkan”.
Kaum lorph memiliki tubuh seperti manusia pada umumnya, namun umurnya yang bisa mencapai ratusan tahun, tak heran membuat wajahnya awet muda. Pekerjaannya sehari-hari hanya menenun Hibiol, sebuah kain yang menceritakan kejadian yang dialaminya setiap hari.
Bangsa manusia dari kerajaan mezarte menginginkan keabadian dan kekuasaan dengan menjadikan Renato (naga) sebagai tentara. Selain itu mereka juga menginginkan keturunan dari bangsa lorph agar pewarisnya bisa hidup abadi. Pembantaian di tempatnya bangsa lorph akhirnya tidak terbantahkan. Hanya tinggal beberapa yang lolos termasuk Maquia.
Di sinilah drama mengharukan itu dimulai. Maquia yang dilarang mencintai seorang manusia oleh tetua lorph, dalam perjalanannya justru Maquia menemukan seorang bayi yang berada di genggaman ibunya yang sudah meninggal. Maquia memberi nama anak tersebut dengan nama Ariel
Yang membuat film ini jadi emosional adalah perjuangan Maquia yang ingin menjadi seorang ibu bagi Ariel. Di usianya yang sangat muda (dalam usia bangsa lorph) dia mencoba berpura-pura menjadi ibu kandungnya.
Namun dengan usia lorph yang panjang, membuat Ariel terlihat lebih dewasa ketimbang Maquia. Ada perasaan malu serta ingin pergi dari sisi Maquia yang selalu menganggap Ariel sebagai anak kecil.
Ariel akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Maquia untuk bekerja sebagai tentara di kerajaan mezarte. Ariel menikah dengan Dita yang merupakan teman lamanya saat kecil.
Pertemuan Maquia dan Ariel terjadi kembali saat peperangan dan runtuhnya kerajaan mezarte. Ariel yang ikut berperang mempertahankan mezarte sedangkan Dita (istri Ariel) yang akan melahirkan dibantu oleh Maquia saat proses persalinan.
Dan setelah semua berakhir, pada akhirnya Ariel sadar akan kasih sayang Maquia sebagai seorang Ibu itu luar biasa besar. Setelah berhenti memanggilnya Ibu setelah beranjak dewasa, kini dia berteriak menyebut nama “Ibu” ketika Maquia memutuskan untuk pergi dari kehidupan Ariel.

Dan yang paling mengharukan adalah bagian terakhir disaat Maquia harus melihat Ariel yang sudah sangat tua dan mendekati ajalnya.
Maquia yang awalnya jadi gadis penakut dan cengeng, dia terlihat lebih bijaksana di endingnya. Namun siapa sih yang tak akan menangis saat anak yang paling disayanginya tiada, di situlah bagian sedihnya.
Terlepas dari fiksinya manusia yang bisa hidup hingga ratusan tahun, anime ini sangat recommended bagi kalian. Terutaman banyaknya pesan moral di dalamnya seperti tentang luar biasanya kasih sayang dan perjuangan seorang ibu, arti dari kebebasan, dan arti sebuah perpisahan.
#Menuju Bahagia dan Melampauinya