
Jika disuruh milih antara mencintai atau dicintai, kalian milih yang mana?
Pasti kebanyakan kawan-kawan memilih mencintai dan dicintai secara bersamaan. itu serakah kawan!
Aku kan meminta untuk memilih salah satunya, abaikan tentang konteks saling mencintai di sini. Fokus kita hari ini adalah memilih antara mencintai atau dicintai. Walau mencintai dan dicintai ini dalam arti bertepuk sebelah tangan sekalipun.
Cinta itu tidak selalu tentang sebuah kemesraan dan kebahagiaan saja, ada sisi lain yang bisa diakibatkannya. Misalnya saja rasa sakit hati, terluka, bahkan hingga rasa frustasi.
Walaupun pada dasarnya, cinta itu untuk mewujudkan rasa bahagia. Tapi tanpa kita sadari, rasa cinta juga bisa membuat saling menyakiti dan saling melukai.
Bagaimana bisa cinta dapat melukai dan menyakiti?
Kita tidak membicarakan orang yang saling mencintai satu sama lain. Tentu mereka akan saling bahagia, karena prinsip dasar cinta itu memberi dan menerima.
Nah dari sini, bagaimana kalau salah satu dari pemberi atau penerimanya tidak ada. Di situlah perasaan cinta bisa menyakiti maupun melukai.
Berbicara tentang mencintai atau dicintai, aku lebih suka mencintai dari pada dicintai. Menurutku, mencintai itu tentang ketulusan hati mengagumi seseorang atau ketulusan hati menjaga agar orang tersebut bisa bahagia.
Tak peduli tentang perasaan orang yang kita cintai itu kepada kita, setidaknya begitulah cara hati memilihkan orang yang tepat untuk bisa mengisi relung hati kita.
Dicintai seseorang terkadang membuat kita salah mengambil sikap terhadapnya. Disisi lain kita sedang menyukai orang lain, satu sisi kita tidak ingin melukai perasaannya.
Banyak hal yang membuat aku lebih menyukai mencintai dari pada dicintai. Menurutku banyak hal positif yang akan kita dapatkan saat mencintai seseorang.
# Mencintai Itu Jauh Lebih Menghargai
![]() |
Source : unsplash.com |
Banyak orang memilih untuk dicintai karena merasa dirinya adalah hal yang berharga dan pantas untuk diperjuangkan. Ada pula yang memiliki kesenangan sendiri ketika melihat seseorang rela berjuang untuk mendapatkan hatinya.
Tidak ada yang salah dengan hal itu, setidaknya dengan dicintai, kita akan merasakan apa yang namanya dihargai oleh orang lain.
Mencintai dalam diam misalnya. Meskipun cinta yang terpendam tidak selalu bahagia, seringnya malah menumpuk rasa penyesalan di endingnya.
Tapi dalam seni mencintai dalam diam, cinta itu terkesan lebih tulus. Kita tidak mengharapkan lebih dari dia yang kita cintai. Bahkan, mungkin kita rela dia bahagia dengan pria lain yang lebih tepat untuknya. Barangkali benar bahwa mencintai dengan level tertinggi adalah perihal mengikhlaskan.
Dengan mencintai, kita bisa belajar menghargai sebuah hubungan.
# Mencintai Itu Menjadikan Rendah Hati Dan Ingin Menjadi Lebih Baik
![]() |
Source : unsplash.com |
Kadang merasa kege-eran bukan saat orang lain memberi perhatian lebih terhadap kita. “Apa jangan-jangan dia menyukaiku” kata hati bilang seperti itu kepada otakmu. Akhirnya kamu salah tingkah dan bertindak seperti dia benar-benar menyukai kita.
Kalau kita menyukainya sih nggak masalah, entar bisa menjadi kedekatan yang berujung saling mencintai dan happy ending. Tapi jika kege-eran merasakan seolah-olah kita disukai oleh seseorang dan kita sendiri tidak begitu menyukainya.
Tentu saja kita akan menjadi besar kepala, “Mungkin dia terpesona dengan kegantenganku yang seantero jagat ini. Tapi gengsi dong, masak aku harus menerima cewek seperti itu, dia kan bukan levelku”.
Sedangkan “Mencintai” justru membuat kita rendah hati. Ketika kita mengungkapkan semua rasa cinta yang ada didalam dada, dan ternyata kita ditolak karena suatu alasan. Kita akan menerimanya walau terluka.
Cinta memang tidak bisa dipaksakan, begitulah adanya. Keikhlasan menerima sebuah penolakan membuat kita jauh lebih tegar dan jauh lebih baik dalam memperbaiki diri.
# Kadang Mencintai Itu Banyak Menyakiti Diri
![]() |
Source : unsplash.com |
Mencintai itu tentang diri yang mencoba untuk membahagiakan hati dengan menyukai sang pujaan hati. Siap tidak siap, mencintai harus siap melukai diri sendiri. Tak mudah memaksakan ego agar orang lain seperti yang kita inginkan. Mencintai itu tentang bagaimana kita menghargai perbedaan dan mencoba menjalankan kedua ego secara bersamaan.
Jika kita gagal menyakinkan orang yang kita sukai akan kadar cinta yang kita miliki, berarti yang terluka hanya kita sendiri sebagai penyimpan cinta dalam hati. Sedangkan saat kita dicintai, ketika kita memutuskan untuk menolak cinta yang diberikan oleh orang yang mencintai kita, disitulah kita belajar menyakiti perasaan orang lain.
Tapi itu perlu, jika kita menerima dia lantaran kasihan, justru hal tersebut akan menyakiti dia jauh lebih dalam saat kita meninggalkannya dikemudian hari.
Lebih baik menyakiti dia sebelum dia mempunyai harapan lebih terhadap kita, ketimbang melukai dia saat dia sudah memasrahkan sepenuh hatinya untuk kita.
# Mencintai Itu Penuh Pengalaman
![]() |
Source : unsplash.com |
Jarang loh ada orang yang membicarakan bahwa banyak orang yang menyukainya, hanya orang-orang sok kepede-an yang selalu menceritakan pengalaman seperti itu. Alasannya simple, untuk meningkatkan value dimata orang lain bahwa dia populer di mata lawan jenisnya.
Kalau ditanya, bagaimana pengalaman kalian disukai oleh seseorang?
Itu susah loh menjelaskannya, karena memang bukan sebuah pengalaman bahkan memang terabaikan oleh kita. Kita tak pernah menganggap orang yang menyukai kita, sedangkan kita tidak menyukainya menjadi sebuah bagian dalam hidup kita.
Berbeda dengan mencintai, terlalu banyak kenangan saat kita mencintai seseorang, entah itu bertepuk sebelah tangan, pemuja rahasia atau mencintai dalam diam. Banyak pengalaman yang kita hadapi saat sedang mencintai seseorang, entah itu rasa frustasi, rasa terluka, rasa bahagia dan rasa penasaran akan sosok dia yang sebenarnya.
Orang yang berani mencintai, berarti dia berani mengarungi lika-liku kehidupan. Ciyeee... wkwkwkw
# Mencintai Itu Pengorbanan Diri
![]() |
Source : unsplash.com |
Untuk mencintai memang harus ada pengorbanan diri agar sang pujaan hati luluh akan pengorbanan yang kita lakukan. Tapi menurutku pengorbanan seperti itu tidak penting juga kita lakukan.
Meskipun dalam cinta itu butuh perjuangan, namun cara yang mengharuskan kita sebagai pria, harus mengorbankan diri dan merendahkan diri untuk mendapatkan sang pujaan hati adalah cara lama yang tak adil.
Sedangkan untuk dicintai, justru lebih memanfaatkan keadaan ada orang yang mencintainya. Seperti morotin uangnya, tukang ojek gratis, dan lain sebagainya.
Tapi banyak juga loh, pria-pria yang terluka karena merasa sudah mengorbankan banyak hal untuk wanita yang dicintainya. Padahal si wanita ini juga kadang tidak memanfaatkannya dan tidak memintanya untuk melakukan hal seperti itu. So siapa dong yang salah?
Yang jelas bukan aku yang salah.
Jadi, himbauan bagi pria yang sedang mencintai seorang wanita, jangan memaksakan dengan mengorbankan diri terlalu berlebihan kepada sang pujaan hati, apalagi status masih belum jelas adanya.
Cintailah seadanya, lakukan yang kamu bisa untuk mendekatinya, dan biarkan skenario Tuhan berjalan dengan semestinya.
#Menuju Bahagia dan Melampauinya