
Kamu sudah punya pacar belum? Atau sudah punya gebetan? Atau teman tapi demen?
Terserahlah apa kalian menyebutnya, yang penting intinya itu seperti calon pasangan impian.
Beruntunglah kalau sudah ada, setidaknya itu salah satu jalan yang bisa kita usahakan dalam menjemput jodoh impian.
Kita tak pernah tahu kapan jodoh kita akan datang. Seperti bagaimana proses bertemunya, seperti apa wajah ataupun seperti apa karakter jodoh kita nantinya.
Kita tidak pernah tau siapa jodoh kita, siapa tau yang sedang dekat dengan kita itu adalah jodoh kita. Setidaknya kita sudah menyakinkan diri dan berharap semoga hubungan yang sedang dijalani sekarang (pacaran atau ta'aruf) adalah jodoh hingga akhir hayat nanti.
Menjajaki dalam proses perkenalan dan pencarian jodoh yang terbaik biasanya rentan terluka dan tersakiti. Tapi jangan bersedih dengan hal semacam itu.
Sebuah hubungan tak lengkap jika tidak ada konflik. Karena ada rasa saling ingin memiliki satu sama lain itulah yang menjadikan ego tidak mau mengalah. Sehingga tak jarang akan ada yang terluka dan tersakiti.
Terkadang dari rasa tersakiti ini yang menyebabkan berakhirnya sebuah hubungan. Tapi terdapat banyak pelajaran pula dari permasalahan rasa sakit yang pernah kita lalui.
Percayalah jodoh kita tak akan pernah salah alamat ke yang lainnya.
Jika Dia Sudah Datang, Bagaimana Agar Dia Tidak Hilang?
![]() |
Source : unsplash.com |
Ketika calon sudah ada, tinggal bagaimana agar hubungan ini terjalin semestinya.
Kejenuhan dalam suatu hubungan kerap kali terjadi. Tidak hanya pada hubungan pacaran, hubungan suami istri saja terkadang mengalami titik jenuh. Tak jarang terjadi konflik hingga sampai pada tahap perselingkuhan juga.
Menjalin hubungan itu mudah, yang sulit adalah mempertahankannya.
Itulah kenyataan yang kita hadapi. Mempertahankan sebuah hubungan yang didasari oleh keberagaman ego dan karakter kedua insan, tak semudah seperti saat mengawali sebuah hubungan.
Saling menghargai perbedaan adalah kunci untuk bisa mempertahankan sebuah hubungan dengan semestinya.
Berhentilah Menyalahkan, Fokus Perbaiki Diri
![]() |
Source : unsplash.com |
Tak akan ada habisnya jika hanya saling menyalahkan. Setiap orang mempunyai ego yang tak ingin dikalahkan oleh yang lainnya.
Belajarlah untuk mengerti cara pandang pasangan. Dan cobalah untuk mengerti bahwa, pemikiran antara pria dan wanita itu sangatlah berbeda.
Tak harus saling mencari pembenaran, cukup perbaiki diri saja yang menurut kalian benar.
Dan jangan takut dengan sebuah perubahan, jalankan saja perubahan itu jika itu untuk kebaikan. Tapi jujurlah ketika kamu mengalami kesulitan dari perubahan itu.
Kenyamanan Itu Penting, Agar Dia Tetap Setia
![]() |
Source : unsplash.com |
Jika dia tidak suka akan suatu hal, jangan memaksakan dia untuk suka. Jika dia menyukai hobby yang dilakukannya, janganlah melarangnya. Asalkan masih dalam konteks hal baik, tak perlulah kita melarang-larangnya.
Hargailah keberagaman yang terjadi antara kalian berdua, agar tercipta rasa nyaman ketika kalian bersama
Kenyamanan itu penting agar dia tetap setia. Setia untuk mencinta dalam jarak yang tak memaksa untuk selalu singgah. Serta setia untuk merindu dalam jeda kasih yang tak mengekang diri.
Sekali-kali Jadilah Orang Yang Tak Terduga, Biar Hubungan Tak Terkesan Begitu-Begitu Saja
![]() |
Source : unsplash.com |
Jika kamu sering sms dia diwaktu senggang, cobalah sekali-kali jangan menghubungi sama sekali dalam sehari. Biarkan dia mencari dan menerka yang sedang kamu lakukan. Biarkan jarak dan jeda mengeratkan hubungan kalian.
Cobalah sekali-kali pergi ke rumahnya tanpa memberitahukannya lebih dahulu. Ketika dia tanya, jawab saja “Aku rindu”.
Romantisme tak monoton dengan ungkapan sayang dan kata puitis, terkadang membuat pasangan kesal karena menunggu lama juga bisa dikatakan romantis.
Kok bisa orang kesal dibilang romantis?
Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya. Ketika pasangan kita kesal dan cemberut, jangan lantas kita ikutan cemberut juga. Tapi pahamilah situasi bahwa menunggu itu membosankan.
Cairkan suasana dengan sebuah permintaan maaf atas keterlambatan, dilanjut dangan alasan atau candaan.
“Maaf ya Yang, udah jangan cemberut lagi”
“ Tadi itu sewaktu dijalan, ada nenek-nenek mau menyeberang, tapi jalannya lama, aku kan ngak tegaan orangnya, jadi aku bantu nenek itu dulu sampai seberang”
“ Tapi seneng deh, lihat kamu cemberut seperti itu, kelihatan lebih cantik, kayaknya aku harus lebih sering membuatmu cemberut seperti itu deh”
Reaksinya mulai cubit-cubit sayang gitu.. *Jangan ditiru ya, tidak semua pasangan itu sama perlakuannya. Wkwkwkw 😂
Begitu juga ketika sudah menikah. Memberi surprise yang tak terduga, walau hanya hadiah kecil-kecilan itu udah cukup membuatnya bahagia.
Memantaskan Diri Itu Bukan Untuk Mendapatkan Pasangan Hidup Yang Pantas. Tapi Menjadikan Pribadi Yang Tepat Untuk Pasangan Yang Pantas
![]() |
Source : unsplash.com |
Menjadi pribadi yang lebih baik agar layak untuk dicintai, mungkin itu yang bisa aku simpulkan untuk arti sebenarnya memantaskan diri.
Memantaskan diri berarti kita mengusahakan menjadi pribadi yang baik untuk layak dicintai pasangan yang baik.
Sama seperti ingin mempunyai sahabat yang baik, maka sepantasnya kita menjadi sahabat yang baik dulu, untuk layak berteman dengan orang-orang yang baik juga.
Jika ingin punya pasangan yang sholeh atau sholihah, berarti kita harus memantaskan diri dulu menjadi sholeh atau sholihah. Baru kita akan layak untuk menjadi pasangan seorang muslim yang sholeh atau sholihah.
“Bila kita berarti, maka kita akan layak untuk dicintai “ Gitu kan? 😃
#Menuju Bahagia dan Melampauinya