
Jika jodoh adalah cerminan diri, mengapa harus susah payah untuk mencarinya, Kan sudah jelas dia berada tepat di depan kita. #Yah nggak gitu juga ding.
Jika kita memperbaiki diri dan memantaskan diri, Bukankah dengan begitu jodoh kita juga akan memantaskan diri untuk bertemu kita kan? Tentu saja, tapi sampai kapan?
Sampai kapan kalian akan dipertemukan, jika tidak ada usaha untuk saling menemukan?
Single sampai halal adalah sesuatu keputusan yang sangat luar biasa bagi seseorang, Tetap menjaga pandangan dan tak membiarkan menyentuh tangan yang bukan haknya.
Tapi dengan semua itu, kita terlalu percaya diri akan datangnya jodoh dengan sendirinya, Tak semua kehidupan seperti itu, kita diciptakan dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang tidak sama, Dan pastinya, dengan jalan kehidupan yang berbeda pula.
- Ada yang di pertemukan saat masih muda
- Ada yang dipertemukan saat sudah paruh baya
- Ada yang dipertemukan saat sudah tak lagi muda
- Dan ada juga yang dipertemukan disaat sesudah menjalani kehidupan keluarga sebelumnya.
Itu kan sudah di takdirkan begitu?
Yah, memang jodoh merupakan takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala. Tapi, apa dengan begitu, kamu mau menunggu dan tak mengupayakan sesuatu?
Tentu tidak kan!
Kamu boleh berpikir single itu bahagia, tapi pernahkah kamu berpikir kalau yang double itu lebih membahagiakan?
Terus apa hubungannya sifat cermin dengan jodoh?
Seperti judul yang aku bahas kali ini, yaitu tentang jika jodoh adalah cerminan diri, bukankah akan lebih mudah dengan memahami calon pasangan kita dengan mempelajari sifat dari cermin.
Apa hubungannya memahami calon pasangan dengan mempelajari sifat cermin?
Nggak ada, hahahaha. Oke, kita akan bahas satu-satu.
#1. Jarak Pada Bayangan Cermin Sama Dengan Bayangan Benda
![]() |
Source : unsplash.com |
Sifat pertama cermin adalah jarak benda dan jarak bayangan pada cermin itu sama. Eh sebelum itu aku klarifikasi yah, cermin yang aku gunakan ini adalah cermin datar bukan cermin cekung atau cembung.
Intinya, jika kamu bercermin pada cermin datar. Disaat kamu berjalan mendekati cermin, bayanganmu di cermin juga akan mendekat terhadap cermin. Begitu kan?
Sama halnya dengan jodoh. Jika kita bergerak mencari jodoh, maka jodoh kita akan berusaha mendekat juga.
Tapi dengan cara apa kalian dipertemukan, adalah hasil dari usahamu untuk bertemu dengan jodohmu.
Contoh:
Aku adalah seorang lelaki yang sering jalan dengan banyak wanita sewaktu single dulu. Bukan pacaran, aku susah untuk berkomitment seperti itu.
Aku hanya ingin mempelajari bagaimana sih wanita itu. Mungkin itu tujuanku pertama. Juga berharap dengan mendekati lawan jenis, siapa tahu salah satunya adalah jodohku.
Dan disaat bersamaan, Istriku juga sama didekati oleh banyak lelaki. Dia juga sempat pacaran dengan salah satu lelaki.
Dan kita dipertemukan disaat sama-sama terluka dengan tingkah laku masing-masing. Kita sama-sama memperbaiki diri dengan kasalahan masa lalu bahkan sudah berada di ujung keputus asaan
Dia yang ditinggal menikah oleh beberapa lelaki yang pernah mendekatinya, sedangkan aku juga terluka saat itu dan memutuskan untuk berdiam diri.
Dan di ujungnya, kita dipersatukan di waktu yang tepat dan dalam kondisi yang sudah membaik dari rasa kecewa dan terluka.
Intinya, ketika kita saling mencari dengan cara masing-masing, seperti aku dengan mendekati banyak wanita, begitupun dengan calon jodoh kita yang didekati banyak pria.
Begitupun saat aku sedang terluka karena kesalahan diri sendiri, begitupun dengan dia.
Jodoh adalah cerminan diri. Maka bayangan pada cermin akan mendekat dengan cara yang sama seperti pemilik bayangan yang sedang menghapiri cermin tersebut. Tapi jika kita menjauh, maka bayanganpun juga akan ikut menjauh.
#2. Bayangan Di Cermin Terbalik
![]() |
Source : unsplash.com |
Bayangan di cermin itu terbalik, kayak kanan kita akan menjadi kiri di bayangan cermin itu. Inti sarinya, dengan mempelajari sifat cermin, kita harus legowo dengan bedanya sifat dengan pasangan.
Jodoh itu unik, selayak cerminan diri. Terkadang begitu terbalik dengan diri.
Ketika perbedaan sifat tak menjadi kendala yang berarti. Karena di setiap perbedaan yang terjadi, disitulah banyak keberagaman yang menguatkan ikatan suci dimasing masing pribadi. Seperti halnya perbedaan istri dengan aku.
Aku adalah perokok dan istriku pembenci rokok. Dari sini aja terdapat hal gila tentang bagaimana membuat orang yang benci rokok bisa mencintai orang perokok.
Itu seperti hal mustahil tapi tetap berhasil. Walau beberapa kali masalah tentang hal itu terjadi di antara kita, namun kita tetap bisa menyelesaikannya dan bahagia setelahnya.
Banyak hal di korbankan untuk itu. Dan harus aku akui bahwa cinta itu butuh pengorbanan untuk bisa berbahagia bersama.
#3. Bayangan Pada Cermin Bentuknya Sama Dengan Bentuk Benda
![]() |
Source : unsplash.com |
Bayangan kita pada cermin akan selalu sama. Tak mungkin kan saat aku bercermin malah muncul wajah cantik Pevita pearce yang muncul.
Itu mustahil.
Walaupun bisa saja sih yakni dengan cara menempelkan poster pevita pearce di depan cermin. Hahaha
Bayangan pada cermin akan memantulkan bentuk yang sama dengan benda aslinya. ketika kita sudah mandi dan berkaca, maka bayangan di cermin juga terlihat sumringah dan seger juga.
Coba kalian bercermin disaat habis begadang dan baru tidur sekitar jam 3 pagi kemudian terbangun waktu subuh. Dan cobalah menghadap ke sebuah cermin. Apa yang akan terjadi?
Semoga tidak teriak melihat bayangan kalian sendiri, hihihihi
Sama halnya dengan jodoh, ketika kita berbuat yang terbaik saat sedang mencari jodoh, maka jodoh kita juga akan melakukan hal yang sama untuk bisa bertemu dengan kita. Begitu juga dengan sebaliknya.
Bagaimana? sedikit paham tentang sifat cermin? Kalau belum, bisa baca buku Fisika halaman 72 😆😆😆
#Menuju Bahagia dan Melampauinya