![]() |
Source : islampos.com |
Wanita adalah sosok yang kelihatannya lemah, namun sesungguhnya dibalik kelemahan hatinya itu tersimpan satu kekuatan yang besar. Dia yang mampu membuat seorang Adam AS memakan buah khuldi, yang mampu membuat seorang suami korupsi, ataupun mampu membuat seorang suami juga seorang anak meraih keberhasilan bahkan kehancuran.
Wanita adalah fitrah baginya dengan kelembutan hati, kekurangan agama dan akal, dan kecantikan dzohirnya. Yang mampu meruntuhkan Iman seorang laki-laki yang lalai, bahkan juga mampu menjadikan seorang laki-laki menjadi pemimpin ataupun pembangkang.
Wanita pertama (Hawa) tidak diciptakan dari tulang kepala untuk menjadi pemimpin. Tidak pula diciptakan dari tulang kaki untuk diinjak-injak. Tidak pula diciptakan dari tulang tangan untuk dipukuli dan dianiaya. Namun, Hawa diciptakan dari tulang rusuk yang mengelilingi hati untuk dicintai dan disayangi.
Bukankah perempuan itu ingin dimengerti? Iya, itulah sifat perempuan yang cenderung dimilikinya. Karena itulah perempuan jauh lebih besar perasaanya jika dibandingkan dengan laki-laki yang cenderung lebih mendahulukan akal dari pada rasa itu sendiri.
Karena Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berwasiat, untuk berpesan-pesan kepada kaum wanita, karena dia tercipta dari tulang rusuk yang paling bengkok. Yang mana jika langsung diluruskan, maka ia akan patah. Namun jika dibiarkan maka ia akan bengkok selamanya. Maka hendaklah kalian memperlakukan perempuan dengan sebaik-baiknya.
Dalam upaya memahami hadits di atas, seorang lelaki harus menyadari bahwa “bengkoknya” tabiat perempuan adalah fitrah dasar yang mengandung hikmah besar dan sangat diperlukan. Karena sifat yang bengkok itulah perempuan dapat menyelimuti rumah tangga dengan kasih sayang sehingga hati suami dan anak-anaknya bisa terjaga.
Oleh sebab itulah, di awal dan di akhir hadits Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat agar kita dapat memperlakukan perempuan dengan baik, sehingga kita mendapatkan luapan cinta dan kasih sayang. Selain itu, Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan peringatan kita agar jangan memperlakukan perempuan dengan kekerasan dan sikap buruk.
Wanita begitu sulit memahami perasaannya, karena terkadang dia akan mudah lemah disaat tersentuh hatinya, mudah menyala dikala gundah dan resah, namun mudah juga membeku dikala dibiarkan tak tersentuh.
Memahami hati wanita kata para pria, seperti menyelam di dasar lautan. Yang bila tak pandai menyelam, maka dia sendiri yang akan karam di dalamnya. Namun sebenarnya, wanita akan mudah dipahami, jika kita pandai mengerti cara dalam memahaminya.
Dalam kehidupan berumah tangga sering kali terjadi kesalahpahaman yang dibuat para pria. Banyak dari mereka menganggap istri hanya sebagai pengatur harta rumah tangga dan tempat pemuas hasrat saja. Mereka sering mengutarakan hadist tentang adzab bagi istri yang tidak melayani hasrat suaminya.
Hadist tersebut memang benar adanya, bahwasannya akan menjadi malapetaka bagi istri jika tidak mau melayani keinginan suaminya. Tapi lakukanlah dengan lemah lembut seperti yang dicontohkan tauladan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bagi para istri menjadi ‘ummun warobbatul bait’, Ibu pengatur rumah tangga adalah sesuatu yang luar biasa. Selain mengasyikkan, juga ada tanggung jawab yang besar dan mulia, yakni membesarkan, mendidik buah hati menjadi anak yang shalih dan shalihah.
Allah SubhanahuWata’ala telah menyiapkan pahala yang besar bagi setiap ibu rumah tangga, istri-istri yang shalihah. Setiap pekerjaan rumah yang dilakukan dengan penuh suka cita, ikhlas karena semata mengharap ridho Alloh.
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251).
Disamping membina rumah tangga bisa menjadi ladang pahala bagi suami dan istri. Terutama bagi istri, banyak sekali dalil yang memberitakan kondisi buruk para istri di akherat kelak. Salah satunya ada yang disabdakan oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam lisan beliau yang mulia:
"Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.”
Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.”
Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.
Lihatlah bagaimana kekufuran si wanita cuma karena melihat kekurangan suami sekali saja, padahal banyak kebaikan lainnya yang diberikan. Seumpaman hujan setahun seakan-akan terhapus dengan kemarau sehari.
Karena Wanita Ingin Dimengerti
![]() |
Source : unsplash.com |
Begitu ungkapan yang sering dikatakan para istri, mengapa ada ungkapan seperti itu?
Bisa jadi karena para suami dianggap kurang paham dengan keinginan istrinya. Padahal fitrah terdalamnya seorang suami justru saat dapat membahagiakan istrinya.
Lalu mengapa banyak para istri yang merasa suaminya tidak paham dirinya?
Yah karena cara berpikir laki-laki yang terlalu mengandalkan logika sering tidak nyambung dengan cara berpikir wanita yang sering mengandalkan perasaannya.
Mendapati hal ini, tidak sedikit para istri yang membiarkan suaminya tidak memahami dirinya, lalu lebih memilih memendam segudang rasa kecewa dengan anggapan itulah salah satu jalan menjadi istri qanaah, karena sudah sanggup menahan rasa kecewa dan mengorbankan diri menekan harapan-harapannya.
Padahal fitrah terdalam seorang suami justru ingin membahagiakan istrinya , suami pun juga diciptakan oleh Allah menjadi belahan jiwa istri dimana salah satu tugasnya adalah memahami apa saja kekecewaan dan keinginan istri.
Memendam rasa kecewa dan menekan semua harapan istri bukan jalan menjadi istri qanaah. Saat istri menyampaikan rasa kecewa dan harapan istri dengan kemasan yang pas, suami pasti ingin sekali memperbaiki diri demi membahagiakan istrinya.
Seorang istri yang rutin mencurahkan isi hati pada suaminya biasanya lebih memiliki energi positif saat mendidik anak-anaknya. Jadi jangan biarkan suami tidak paham perihal perasaan istri. Buatlah dia bangga saat bisa memenuhi apa saja yang istri inginkan.
Nah, mengingat adanya perbedaan cara berpikir antara pria dengan wanita, maka istri memang harus punya skill lebih dalam berkomunikasi, agar semua yang istri sampaikan dapat dimengerti oleh suami dan tidak menjadi kesalah pahaman yang berujung pertengkaran.
Berikut hal yang sering kali dirasakan seorang istri yang bisa menimbulkan sebuah pertengkaran dalam rumah tangga:
#1. Banyaknya Keinginan Istri
![]() |
Source : unsplash.com |
Banyak para wanita yang sering mengeluh ini dan itu, namun dia sendiri sebenarnya bingung apa sih keinginan terdalamnya sehingga dia terpaksa harus mengeluh. Semua perasaan “tidak jelas” di dalam hatinya, seolah hanya ada dalam satu kemasan, yaitu mengeluh.
Nah kebingungan yang ada dalam diri istri inilah sebenarnya yang sering membuat suami tidak kalah bingungnya. Suami dengan kemampuan logikanya yang kuat biasanya tidak sanggup menyimak sebuah pesan dalam bentuk keluhan.
Suami akan lebih banyak menghindar karena bosan menghadapi keluhan istri yang sering kali muncul dengan beribu ide-ide yang terkadang tidak masuk logika suami. Maka target pertama saat memutuskan untuk mencurahkan hati pada suami adalah anggap saja itu sebagai ajang latihan istri mengalirkan apa yang istri inginkan dalam dirinya sendiri.
Jangan pasang target membuat suami paham dulu, sebelum latihan pemahaman terhadap diri sendiri saja masih berantakan.
Istri harus paham bedanya lelah, marah, sedih, stres, atau jenuh. Kemudian petakan dengan detail semua perasaan itu sehingga diri sendiri pun paham. Saat diri sendiri paham apa saja yang diinginkan, percaya deh, kemasan keluhan itu akan berkurang.
Sehingga nantinya semua akan tersaji dalam bentuk masalah (sebuah contoh permasalahan hidup yang nyata) yang jelas ada solusinya .Nah itulah sebenarnya yang dapat memudahkan suami mengerti apa yang istri rasakan.
#2. Terlalu Memakai Perasaan
![]() |
Source : unsplash.com |
Para istri banyak yang berharap suaminya itu bertindak seperti paranormal, yang dapat langsung mengerti apa yang istri inginkan tanpa harus mengatakannya.
Anggapan seperti itu tidak hanya membuat diri istri frustrasi karena ketidakpekaan suami, karena suami juga tidak kalah frustrasi dibuatnya. ingat suami lebih banyak berpikir secara logika dengan kenyataan yang ada, bukan perihal yang bisa menebak apa isi hati hanya dengan menatap mata istri saja.
Maka daripada istri mengharapkan suami menjadi paranormal lalu endingnya menjadi frustrasi bersama, lebih baik diubah dalam bentuk komunikasi dengan bahasa logika.
Petakan rasa lelah, stres, marah, sedih, atau bahkan harapan-harapan istri dalam bahasa data bukan bahasa abstrak. Ini tidak hanya membuat suami paham yang istri rasakan, disaat yang bersamaan istri juga belajar untuk tidak mendramatisir masalah.
Karena apa yang istri rasakan tidak dibiarkan berputar-putar saja di kepala tanpa paham apa sih pangkal masalahnya dan ujung solusinya. Dimana itu sebenarnya yang sering membuat istri ingin mengeluh tiada henti dan tanpa sebab yang jelas.
#3. Stop Menasehati Dengan Kepintaran
![]() |
Source : unsplash.com |
Saat istri mengungkapkan berbagai macam perasaan negatif (marah, sedih, stres) atau bahkan menceritakan harapan-harapannya pada suami, buatlah dia (suami) merasa jadi seseorang yang luar biasa bagi dirinya. Sehingga nantinya dia akan peduli dengan semua kesulitan istri dan ingin menjadi seseorang yang ikut berperan mewujudkan harapan-harapan istri.
Jangan menceritakan dengan nada menekan, menyindir, apalagi sok menasehati. Laki-laki dengan kemampuan logikanya yang kuat cenderung memiliki ego lebih besar dari wanita. Saat istri menganggu egonya, maka dia akan merasa tidak nyaman, sehingga endingnya menjadi cuek dengan istri.
Inti sari dari permasalahan yang mungkin timbul adalah biasanya wanita selalu mempermasalahkan hal-hal kecil, sedangkan laki-laki sering menyepelekan masalah-masalah kecil.
Wanita menganggap jalan pikiran pria itu aneh, sedangkan pria menganggap jalan pikiran wanita terlalu rumit. Pertengkaran-pertengkaran atau kesalah pahaman selalu ada dalam hubungan, karena manusia diciptakan laki-laki dan perempuan dengan sifat, kebiasaan dan jalan pikiran yang berbeda.
Saling menghargai, mengalah, dan jangan menggunakan gengsi pada orang yang kita sayangi. Komunikasi yang baik dan berkualitas adalah hal yang sangat penting dalam memelihara hubungan dalam keluarga.
Bagi pembaca, jika kalian seorang istri, maka berbahagialah, karena suami adalah ladang pahala bagimu. Dan ingatlah bahwa suami juga bisa menjadi neraka bagimu.
Jadikan fitrah istri sebagai wanita yang selalu ingin dimengerti, dengan cara menuntun suami agar dia dapat memahami istri. Berhentilah menuntut suami bertindak sebagai paranormal, jika hanya menimbulkan rasa frustrasi bersama.
Dan begitu pula sebaliknya jika kalian adalah suami, istri adalah tanggung jawab kita. Dia (istri) bisa jadi ladang pahala bagi kita para suami dan juga bisa menjerumuskan kita ke neraka.
Berpeganglah kepada Alqur’an dan Hadist karena kita (suami) adalah imam bagi istri. Belajarlah menyanyangi istri sebagaimana dicontohkan Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para istri Beliau.
Semoga para pembaca (khususnya diri sendiri) bisa menjadi keluarga yang diliputi Sakinah, Mawaddah waRahmah. Amin
#Menuju Bahagia dan Melampauinya