orj8T0WsT2zMsRVKHuJzQudWBEVAEUHrIOfkryw1

Drama Ojek Online Yang Sulit Untuk Dilupakan (Pengalaman Pribadi)

Drama Ojek Online Yang Sulit Untuk Dilupakan (Pengalaman Pribadi)
Source : gojek.com
Sudah pernah pakai layanan ojek online belum? Kalau belum pernah, coba deh install aplikasinya, kemudian pilih layanannya dan order. Siapa tau nanti dapat driver ganteng, ramah, suka menolong dan rajin menabung seperti yang nulis blog ini.

Aku janji deh kalau dapat aku sebagai drivernya, aku gratiskan ongkos perjalanannya dengan satu syarat. Syaratnya cukup mudah kok, yakni dengan follow blog ini, lalu sebarin ke teman-teman kalian hehehehe.

Menjadi driver ojek online itu seru loh!

Secara umum sih, pekerjaan sebagai driver ojek online itu kalau nggak ngantar penumpang, paket, yah makanan. Namun sebenarnya kejadiannya tidak begitu melulu seperti pekerjaan jadi karyawan. Monoton dan tidak ada variasi topingnya.

Pekerjaan ojek online itu penuh drama loh? Dibalik pelanggan order layanan, kemudian driver menjalankan orderan sampai pesanan diterima oleh pelanggan, banyak kejadian menarik yang mungkin kalian tidak pernah tau.

Semacam gabutnya menunggu orderan yang tak kunjung datang. Gabutnya ini sama halnya menunggu gebetan yang tak kunjung memberikan kepastian. Apalagi di sistem Gojek yang sekarang, sistem pembagian order yang tak masuk akal.

Aku pernah loh dapat 1 order saja dari pagi hingga sore hari. Sudah ngehabisin kopi 4 gelas, kerjaannya cuma duduk santuy, ngegame dan ndengerin musik sampai playlist ngulang 3 kali.

Capek banget loh ngelakuin hal seperti itu. Bahkan capeknya mengalahkan dapat 21 order dari pagi hingga sore hari. Soalnya, capeknya ini luar dalam.

Capek terlalu santai duduk dan kembung kena kopi 4 gelas. Juga capek hati lihat rekan driver lain mondar-mandir dapat order berkali-kali. Sedangkan aku cuma bisa lihat dan menghela nafas puaaaanjaaaang.

Drama lain juga dikarenakan menunggu pesanan di restoran yang tak kujung selesai. Sementara itu, dengan santuy-nya pelanggan berkali-kali chat dengan kata “posisi di mana kak? udah antar belum?”.

Kadang aku ingin teriak “AN**Y”, namun aku tau kalau kata itu sudah dilarang sekarang.

Maka dengan sabar dan berlagak sok ramah, aku menyakinkan ke pelanggan dengan kirim foro pemilik restoran yang imut dan mengemaskan. Bahwasannya aku masih betah dan terlena berada di restoran/kedai ini.

Belum lagi drama ketika aku tanya ke pelanggan “Lokasi antar sudah sesuai yah kak?”. Dan dengan raut kebijaksanaannya, pelanggan menjawab “iya kak sudah sesuai”. Namun saat antar dan aku sudah berada di lokasi yang sudah kita janjikan, ternyata dia mulai berkhianat.

Maaf kak, biasanya sesuai lokasinya, tapi sekarang kok geser yah”. Kadang di situlah aku ingin belajar pasrah dan tidak mengumpat kata AN**Y lagi.

Masih banyak lagi drama-drama lain yang ingin aku curhatkan di sini. Namun seharusnya tidak aku lakukan.

Kenapa?

Karena aku sudah memiliki blog baru dengan niche ojek online. Jadi cerita tentang ojek online sudah aku publish di blog tersebut. Kalau kalian penasaran dan ingin kepoin (mantan) lebih dalam, bisa banget cek blognya di kisahojol.com.

Jangan hanya berkunjung aja loh, kalau bisa follow via email biar tau updatean terbaru dari blogku yang itu. Terlebih lagi kalau kalian baik hati share ke teman-teman kalian. Wah aku doain deh, biar yang single bisa nikah tahun ini juga. Dan yang sudah punya istri, bisa dapat istri kedua dan ketiga.

Tapi bukan sekarang loh yah, nanti saja dapat istri kedua dan ketiganya pas sudah di surga 😛😛.

Ok balik lagi.Karena banyak pertimbangan dan kurangnya ide untuk blog ini, dengan berat hati aku akan tuliskan di blog ini tentang berbagai drama ojek online yang pernah aku alami sebelumnya.

Yuk lanjut membacanya.

5 Kisah Drama Ojek Online Yang Sulit Untuk Aku Lupakan



#1. Antar ke Tempat Seram

Drama Ojek Online Yang Sulit Untuk Dilupakan (Pengalaman Pribadi)
Tak semua pelanggan itu pintar dalam menentukan lokasi. Bahkan banyak di antaranya suka asal saat menentukan titik lokasi. Baik itu titik jemput maupun titik antar.

Karena hal tersebut, aku pernah antar makanan ke tempat pemakaman. Ironisnya, kenapa harus malam hari sih? Ke kuburan lagi. Untung malam itu bukan malam jum’at legi. Sunnah rosul dong, eaaaaah.

Jadi ceritanya, titik antar pelanggan di aplikasi hanya bergeser 200 meter doang dari lokasi sebenarnya. Aku sih sudah terbiasa dengan hal semacam itu, hanya saja situasinya yang sedikit tidak mengenakkan.

Sudah sepatutnya aku mengikuti arahan navigasi di aplikasi, namun herannya kenapa navigasinya malah berhenti di kuburan. Apa yang order itu salah satu penghuni villa pengistirahatan sementara ini.

Tanpa berlama-lama akhirnya aku telpon ke pelanggan dan curhat kalau aku berhenti di depan makam. Yah untung saja pemakaman tersebut berada di tengah desa yang samping-sampingnya masih terlihat perumahan warga.

Coba bayangkan kalau pemakamannya jauh dari rumah warga. Bukannya takut, hanya ada getaran tak menentu di sekitaran dada. Yah semacam kalau hendak ciuman gitu, wkwkwkwkwk.

Kejadian tak kalah seram juga aku alami tiga hari yang lalu. Ceritanya aku lagi antar pesanan Grabmart. Saat aku tanya detail lokasinya, pelanggan mengatakan lokasinya berada di villa semeru no 74 yang terletak di cluster hunian alam sejahtera Taman dayu.

Sesampai di gerbang cluster, tanyalah aku ke pak satpam tentang lokasi villa semeru. Ditunjukkanlah aku arahnya dan aku mengikutinya dengan seksama.

Sesampai di depan villa, hal yang bisa kukatakan tentang villa itu adalah “Megah, sepi, tenang dan sedikit menyeramkan”. Pencahayaannya hanya berada di dalam villa, halaman depannya gelap seperti tak ada penghuninya. Untung saja ada penjaga villanya.

Aku tanya lagi ke penjaga tersebut tentang villa dengan no 74. Namun katanya si penjaga tidak ada villa dengan nomor itu. Villa semeru juga cuma satu di kawasan ini, tegasnya.

“Apakah ini order fiktif?” begitulah yang aku pikirkan waktu itu. Akhirnya aku telpon pelanggan tersebut dan memberikan arahan. “itu kan ada turunan, lurus aja mentok, kemudian belok kanan sampai mentok lalu belok kanan lagi, nanti cari villa no 74”.

Carilah aku jalan turunan sekitar situ, karena aku pikir tidak ada villa semeru lain di kawasan ini. Tidak ada jalan turunan sih, hanya ada turunan tangga samping villa yang aku jumpai.

Aku mencoba menuruni tangga dengan berhati-hati karena cukup gelap. Aku turun dan berjalan lurus hingga mentok, kemudian belok kanan sampai mentok. Tapi aku tak menjumpai belokan kanan yang kedua.

Ternyata aku berada di halaman belakang villa yang terlihat menyeramkan tadi. Ada sebuah kolam renang kecil belakang villa dan rerumputan yang lumayan luas serta pohon besar tepat di belakang aku berdiri.

Aku tengok kanan dan kiri, sangat sepi dan pencahayaannya cukup menakutkan kalau berada disitu sendiri. Coba deh tenggok foto di bawah ini, lihat aura seram di foto tersebut. Sekalian jangan lupa yah, follow instagram aku juga, wkwkwkwk.

View this post on Instagram

A post shared by www.Penadiri.com (@ainurirawan)


Bulu kuduk aku mulai berdiri, aku telpon pelanggan yang order juga tak mengerti apa yang aku maksud. Aku fotokan lokasinya dan dia bilang bukan di situ tempatnya.

Sewaktu mau balik lagi ke halaman parkir, aku melewati turunan tangga yang aku lewati tadi. Sekilas aku melihat bayangan hitam di dalam villa melalui jendela kaca dekat turunan tangga tadi.

Aku mengabaikannya, pikirku paling memang penghuni villa itu. Toh pas dekat kolam tadi aku juga mendengar suara lirih beberapa orang sedang bercakap. Sewaktu itu aku fokus telponan dengan pelanggan menyebalkan ini, jadi sedikit mengabaikan tentang suara itu.

Kembali lagi aku tanya ke penjaga villa untuk memastikan kembali apa ada villa semeru lain di kawasan ini. Masih kurang sreg, akhirnya aku telpon lagi dan membiarkan penjaga villa untuk berkomunikasi dengan pelanggan perihal lokasi yang sebenarnya.

Dan menyebalkannya lagi, ternyata bukan villa no 74 melainkan cluster HAS (Hunian Alam Sejahtera) no. 74. Lagi-lagi aku ingin teriak AN**Y di telinga pelanggan yang satu ini.

Tapi ada kabar mengejutkan lagi dan bikin bulu kuduk semakin berdiri. Kata penjanganya “Lagian kenapa masnya tadi turun ke bawah, kan di Villa ini belum ada penyewanya”.

Kenapa nggak bilang dari tadi sih mas!” sahut aku sambil teriak-teriak kata AN**Y hingga 100 kali dalam hati.

Terus sekilas bayangan hitam dalam vila serta suara percakapan tadi itu apa? Padahal malam itu malam selasa, bukannya setan sedang rapat kalau hari selasa. Huft…

Segeralah aku pergi dengan kecepatan cahaya meninggalkan tempat menuju pelanggan jahat yang membuat kondisi seperti ini terjadi. Aku beri bintang satu dengan kata-kata AN**Y di akhir komentar untuk pelanggan yang satu ini.

#2. Godaan Pelanggan Yang Tak Disangka-sangka

Drama Ojek Online Yang Sulit Untuk Dilupakan (Pengalaman Pribadi)
Source : tribunnews.com

Pernah lihat video tentang driver Gojek di prank pelanggan wanita dengan memakai handuk tidak? Itu loh, saat hendak pembayaran, eh tiba-tiba handuk pelanggan wanita ini melorot. Otomatis terkejut dong sebagai laki-laki normal.

Nah kejadian yang aku alami juga serupa tapi tak sama. Bedanya pelanggan wanita ini tidak lagi ngeprank aku. Cuma kebetulan saja dia baru mandi dan hanya pakai handuk saja saat ambil pesanan dari tangan aku.

Kaget dan malu juga. Aku loh yang malu!

Karena tak terbiasa dengan kondisi pelanggan seperti ini. Kalau dipikir-pikir lagi, aku juga antanya ketempat lokalisasi terbesar di Jawa Timur sih. Jadi pelanggan wanita ini sudah terbiasa dengan hal seperti itu.

Lain lagi dengan godaan pakai handuk, kali ini godaan saat berboncengan dengan pelanggan wanita selayak boceng istri gitu. Nempel banget. Bukannya nggak suka, namun risih aja. (ngeles aja loh tong)

Jadi ceritanya aku dapat pelanggan yang sedang cari pekerjaan di kota aku. Yang jelas dia bukan berasal dari kota ini. Dilihat dari cara bicaranya yang halus, mungkin dia berasal dari Jawa Tengah.

Jadi saat berkendara, dia nempel banget dengan punggung aku. Terasa? Yah terasa banget, bahkan situasi seperti itu bisa bikin laki-laki normal bisa gagal fokus.

Tidak hanya itu, dia juga banyak bicara pake curhat segala sewaktu di jalan. Mulai dari dia cari pekerjaan bahkan dia cerita kalau dia kabur dari suaminya. Aku jadi semacam mamah dede gitu, “Bang, curhat dong?” hahahaha.

Tidak hanya pelanggan itu saja sih. Karena lokasi tempat aku onbid setiap hari memang dekat dengan daerah lokalisasi. Jadi kalau pelanggan dari wanita seperti itu, biasanya selalu melakukan hal tersebut. Dan jujur, bagi aku itu risih banget.

Antara suka (sebagai laki-laki normal) namun juga risih (karena memegang teguh kesucian cinta, eaaaah).

#3. Orderan Dari Orang Yang Sama Berkali-kali Dalam Sehari


Banyak mitra driver yang menyakini bahwa orderan berlangganan itu berbahaya bagi kelangsungan hidup akun drivernya. Maksudnya order berlangganan adalah tiap hari selalu dapat order dari orang yang sama.

Namun kalau aku pribadi, selama itu order beneran, Why not? Ini rezeki loh.

Aku pernah mendapat 5 hari berturut-turut dengan pelanggan yang sama. bahkan aku juga pernah dalam satu hari mendapat 3 orderan dari orang yang sama juga.

Jadi ceritanya sewaktu pagi aku mendapat order GoRide, siangnya dapat GoSend dan malam harinya dapat GoFood dari orang yang sama.

Pelanggan tersebut juga heran dan bertanya saat pengiriman yang ketiga “kok dapat masnya lagi? Ini udah 3 kalinya loh mas yang antar”.

Mungkin kita jodoh kak?” aku bilang gitu ke pelanggan yang nampak seumuran dengan aku.

Tau tidak apa yang dikatakan pelanggan wanita itu selanjutnya? “Maaf mas, saya sudah punya suami”.

Aku ketawa dalam hati mendengar jawaban seperti itu. Itu adalah penolakan pertama yang aku terima sejak menikah, wkwkwkwk.

#4. Helm Dibawa Kabur Pelanggan

Drama Ojek Online Yang Sulit Untuk Dilupakan (Pengalaman Pribadi)
Source : gojek.com

Aku itu punya dua akun ojek online, eh punya banyak sih. Ada Gojek, Grab, Nujek, Maxim, Anterin dan Transjek. Namun yang selalu aktif tiap hari hanyalah Grab dan Gojek, sedangkan Nujeknya selalu crash kalau Grabnya ikut nyala.

Sesuai prosedur, aku selalu memakai atribut lengkap. Kalau dapat order Grab, yah aku pakai atribut Grab. Sedangkan saat dapat order Gojek, maka aku ganti atribut jaket Gojek. Namun untuk helm, tak mungkin aku bawa dua helm sekaligus.

Aku lebih memilih membawa helm Grab untuk pelanggan tiap hari. Jadi helm pelanggan yang aku bawa itu bisa buat pelanggan Grab maupun Gojek. Terserah mereka mau ngomong apa soal ini, yang penting aku pakai atribut yang sesuai dengan orderan.

Kenapa harus helm Grab?

Alasannya karena helm Gojek aku dibawa kabur oleh pelanggan. Jadi yang aku miliki cuma helm itu satu-satunya.

Jadi ceritanya aku mendapat orderan GoRide dan kelihatannya dia terburu-buru gitu. Tujuan antarnya ke terminal karena dia hendak berangkat kuliah ke Surabaya. Dan kebetulan juga, dia menggunakan metode non tunai untuk pembayarannya.

Sewaktu sampai terminal, kebetulan juga ada bus arah surabaya yang hendak berangkat. Pas sudah sampai, pelanggan ini hanya berucap terima kasih dan mengkonfirmasi pembayaran pakai non tunai.

Aku hanya mengangguk saja dan menyelesaikan orderan tersebut di aplikasi. Namun ada yang ganjal dalam benak aku, seperti ada yang kurang gitu.

Aku memandangi bus jurusan Surabaya itu mulai berangkat dan menjauhiku. Hingga akhirnya ku tersadar bahwa helm Gojekku masih berada di kepala pelanggan. Mau chat atau telpon, namun informasi kontak sudah hilang bersamaan aku menyelesaikan orderan.

Yah udahlah, aku ikhlas. Kalau jodoh pasti kita akan bertemu lagi (maaf bang, kita sama-sama laki-laki loh, hahahaha)

#5. Jadi Tim Sukses Hubungan Backstreet Pelanggan


Orderan ojek online itu kadang suka bikin ketawa sendiri, misalnya suruh belanja ke pasar beli bawang 2 kg, daging sapi 1 kg, tepung 3 kg, Daging ayam 5 kg dan berbagai macam bumbu dapur lainnya. Kalau sudah dapat orderan model gini, yah aku cancel lah, hahahaha.

Bukannya suka pilih-pilih order yah, namun kalu dipikir-pikir lagi, orderan seperti itu sebenarnya menyalahi aturan layanan ojek online. Ada batasan kg yang bisa driver muat di kendaraannya. Selain itu, untuk beli semua pesanan itu bukan di satu tempat saja dan ironisnya ongkos antarnya sama saja.

Menurut perhitunganku, membelikan pesanan seperti itu membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar. Belum lagi resiko kecelakaan ketika membawa barang dengan jumlah yang besar melebihi kapasitas muatan.

Kalau orderannya masih membelikan alat-alat makeup ataupun pembalut wanita sih aku masih tegar menghadapinya. Bahkan membelikan kondom dan obat kuat juga pernah aku jalani.

Nah kali ini, orderannya tuh menjemput pasangan yang sedang backstreet. Sepertinya sih restu orang tuanya tidak landing dengan baik dengan pacarnya. Jadi status pacarannya masih main belakang gitu, padahal jauh lebih enak kalau pacarannya itu main depan wkwkwkwk.

Lantas aku menjemput ke lokasi si wanita sesuai di aplikasi. Terlihat dia berpamitan dengan orang tuanya, bahkan yang pesan ojek online ini juga akun orang tuanya sendiri. Mungkin dengan cara ini orang tuanya bisa memantau anaknya pergi kemana. Namun sayangnya semua itu hanya tipuan belaka.

Setiba di lokasi tujuan, mbaknya ini order aku secara offline. Jadi orderan ini aku selesaikan sesuai aplikasi, kemudian perjalanan selanjutnya tidak menggunakan aplikasi.

Tau tidak kemana tujuan selanjutnya? Ke Tretes cuy.

Singkat cerita, dia curhat bahwa dia ingin pergi ngedate dengan pacarnya, namun orang tuanya tidak menyukai si laki-laki ini. Sampailah di sebuah gang ada cowok yang sedang menanti, Aku jadi mengerti kenapa orang tuanya melarang pergi dengan laki-laki ini.

Si wanita ini dandannya cukup muslimah, pakai kerudung dan pakaiannya juga menutupi auratnya. Namun si laki-lakinya, terdapat tatto di lengannya dan terlihat seperti anak geng motor gitu. Apa yah namanya “Sangar”.

Akhirnya misi aku membantu orang backstreetpun selesai dengan imbalan total 40 ribu, hahaha.

Yah begitulah 5 orderan yang cukup membekas di hati, terutama yang nomor 1 dan 2. Sebenarnya masih banyak drama lain sih, namun artikel ini sudah 2000 kata lebih, takutnya yang baca bisa muntah darah kalau kelamaan baca artikel panjang.

Lagian mungkin jauh lebih baik kalau aku ceritakan di blog yang satunya hehehe. See you

#Menuju Bahagia dan Melampauinya

Related Posts
Ainur
Ainur
Penikmat kopi dikala senja maupun dikala hujan gerimis melanda. Mencoba menyelami dunia tarik suara dan gagal, akhirnya mencoba keberuntungan di dunia tulis-menulis ala kadarnya

Related Posts

Posting Komentar