![]() |
Source : unsplash.com |
Hidup terkadang memang tak semenarik novel-novel yang pernah kita baca, tak seindah cerita romance ala drama korea, dan tak mudah ditebak layaknya drama sinetron Indonesia. Namun percayalah bahwa keajaiban hidup itu jauh lebih menakjubkan dari pada cerita negeri dongeng di luar sana.
Senin kemarin, aku mendapati kabar buruk dari salah satu rekan kerja yang “gagal nikah” padahal acara pernikahannya minggu depan.
Undangan sudah terlanjur disebar, semua persiapan juga sudah 90% fix, namun malang sekali yang dialami salah satu temanku ini. Entah ada masalah apa, hingga pernikahannya dibatalkan.
Aku tidak ingin kepo lebih lanjut, apalagi mendengarkan desas-desus gosip ngawur yang beredar. Yang jelas semua ini ada untuk menjadi pembelajaran bersama bagi setiap manusia, khususnya temanku ini. Semoga temanku ini ditabahkan dan diikhlaskan hatinya menghadapi ujian kali ini.
Tidak ada pihak yang salah dan yang benar, mungkin memang bukan jodoh temanku. Mungkin ini adalah cara Allah untuk menjauhkan temanku dari pasangan yang bukan menjadi jodoh terbaik versiNya.
Aku percaya bahwa hidup adalah ujian. Setiap ujian pasti terdapat hikmah yang luar biasa ketika kita sudah ikhlas menjalaninya.
![]() |
Source : unsplash.com |
Seperti yang aku alami minggu kemarin. Aku mendapatkan orderan fiktif (ojek online) untuk membelikan makanan sesuai aplikasi yang diminta pelanggan. Awalnya aku tidak curiga dengan orderan tersebut, soalnya aku bisa berkomunikasi dengan pelanggannya melalui chat di aplikasi dengan lancar.
Aku sangat senang karena biasanya saat membeli makanan di KFC, aku harus antri terlbih dahulu dengan pelanggan KFC yang lainnya. Hari itu tidak ada antrian sama sekali di sana. Aku sodorkan HPku ke kasir dan kasirpun menyiapkan sesuai dengan pesanan di aplikasi.
Sewaktu sudah membayar tagihan yang dibebankan dan pesanan sudah siap antar. Aku beranjak dari kasir ke meja di KFC untuk foto nota pembelian. Namun ternyata, sesaat itu juga orderan yang aku dapatkan dibatalkan oleh pelanggannya.
Aku tidak dapat menghubungi pelanggan tersebut lantaran orderan tersebut sudah dibatalkan. Aku pun juga belum screenshot orderan tersebut untuk claim ke pihak layanan service ojek online jika sewaktu-waktu terjadi problem atau orderan fiktif seperti ini.
Ya sudah lah, mungkin makanan ini memang rezeki anak-anakku di rumah (begitu dalam hati aku mencoba mengikhlaskan). Namun percaya atau tidak, Allah memberikan yang terbaik versi-Nya.
Belum selangkah aku keluar dari KFC, aku dapat orderan baru menjemput pelanggan yang tak jauh dari KFC. Aku jemput penumpang itu dan mengantarkan tak lebih dari 2 km dari tempat penjemputan. Aku juga sempat dapat tips dari pelanggan tersebut.
Setelah aku menyelesaikan orderan itu, kembali aku mendapat orderan untuk membeli makanan lagi selang beberapa detik setelah menyelesaikan orderan. Begitupun disaat selesai mengantar orderan makanan yang ini, kembali selang beberapa menit, aku dapat orderan lagi dan menutup perolehan pencapaian poin selama hari itu.
Hari itu adalah pencapaian tercepatku dalam mendapatkan insentif penuh selama aku menjadi driver ojek online (onbid selama 5 jam saja).
Setiap musibah, ujian, terluka, dihianati dan rasa pahit dalam hidup yang lainnya adalah proses pembelajaran yang diberikan oleh Allah langsung kepada kita, agar kita semakin menjadi dewasa. Percayalah bahwa Allah membuat penawar racun sebelum racun tersebut dibuat.
![]() |
Source : unsplash.com |
Jadi ingat pengalamanku saat mengalami kebutaan selama 4 bulan.
Aku akui bahwa sebelumnya aku memang buta, buta bukan secara fisik, melainkan buta dengan arah jalan yang lurus.
Aku terlalu sombong dengan kehidupan (kesenangan) yang aku miliki. Mempunyai istri, dikaruniai anak, serta mendapatkan penghasilan yang cukup baik. Hingga akhirnya aku diberi ujian mengalami kebutaan secara fisik.
Namun sebenarnya, dalam kebutaan itulah aku bisa melihat dengan jelas “ternyata aku buta selama ini”.
Aku buta dalam mengartikan rasa syukur dari nikmat yang aku peroleh selama ini. Aku buta bagaimana terlalu acuhnya aku dengan lingkungan sekitarku. Aku buta dengan jalan lurus yang selama ini sudah aku yakini saat masih kecil, bahkan sering mengabaikannya dan tidak menjalankannya saat dewasa.
Dalam kebutaan tersebut, aku belajar bagaimana angkuhnya aku selama ini. Aku belajar betapa kurangnya perhatianku dengan keluarga selama ini. Aku belajar bahwa Allah selalu memberikan kenikmatan yang luar biasa hingga detail terkecil, namun sering sekali aku dustakan dan memalingkan semua itu. Aku adalah hamba yang hina dan penuh dosa.
Aku belajar menerima takdir yang aku jalani. Jikapun kebutaan ini aku alami selamanya, mungkin ini adalah jalan takdirNya. Namun dalam hati aku yakin bahwa Allah selalu memberikan obat penawar sebelum rasa sakit itu ada.
Dan Alhamdulillah, aku sembuh..
Dibalik kesembuhan itulah aku mengerti dan memahami makna dibalik ujian yang aku alami. Tak ada alasan lain selain untuk mengingatkan kita untuk kembali kepadaNya, kepada jalan yang di RidhoinNya. Yah hanya kepadaNya kita akan kembali, bukan?
Dan terakhir, aku bersyukur mendapat cambuk seperti itu dalam kehidupanku. Sakit, perih dan putus asa itu pasti ada, namun bukan berarti tidak ada jalan keluarnya. Dan sebaik-baiknya jalan keluar adalah jalan menuju cahayaNya.
Yuk jadikan setiap ujian hidup sebagai cambuk kecil untuk mengingatkan kita akan dosa-dosa kita yang kita dustai. Selalu berbenah dan memperbaiki diri agar menjadi hamba yang sebaik-baiknya menghamba.
Dan teruntuk teman ku ataupun bagi pembaca yang mengalami hal serupa, percayalah bahwa badai pasti akan berlalu, setelah itu akan muncul pelangi yang indah.
Berprasangka baiklah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi kita. Sesunguhnya Allah adalah sebaik-baiknya sutradara yang mengatur dan merencanakan betapa uniknya kehidupan kita.